Karbon adalah salah satu dari beberapa elemen yang dapat membentuk rantai
panjang atom sendiri, yang disebut katenasi. Hal ini ditambah dengan kekuatan
ikatan karbon-karbon menimbulkan sejumlah besar bentuk molekul, banyak yang
merupakan elemen struktural penting dari kehidupan, sehingga senyawa karbon
memiliki bidang mereka sendiri studi: kimia organik.
Ikatan karbon-karbon adalah ikatan kovalen antara dua
atom karbon. Bentuk yang paling umum adalah ikatan tunggal: ikatan yang tersusun
atas dua elektron, satu dari masing-masing dua atom. Ikatan tunggal
karbon-karbon adalah ikatan sigma dan dikatakan terbentuk dari satu orbital
hibrid dari masing-masing atom karbon. Dalam etana, orbital sp3 adalah
orbital hibrid, tetapi ikatan tunggal terbentuk antara atom karbon dengan
hibridisasi lain memang terjadi (misalnya sp2 ke sp2).
Bahkan, atom karbon dalam ikatan tunggal tidak perlu dari hibridisasi yang
sama. Adapun panjang ikatan tunggal C–C adalah 0,154 nm.
Dalam berikatan sesama atom karbon terdapat tiga
kemukinan, pertama membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan
rangkap tiga. Untuk penyederhanaan dapat kita ibaratkan ikatan tunggal terjadi
dari orbital s dan disebut ikatan sigma pada orbital hibrid sp3 dan bentuk
molekul tetrahedron dengan sudut 109,50. Senyawa dengan ikatan tunggal disebut
dengan senyawa hidrokarbon jenuh.
Atom karbon memiliki massa 12 dengan nomor atom 12.
Konfigurasi elektronnya adalah 1s2, 2s2, 3p2,
dan mengalami hibridisasi dimana 1 elektron dari orbital 2s berpindah ke
orbital 2pz, sehingga memiliki konfigurasi stabil 1s2, 2s1,
2p3, dengan membentuk orbital hybrid sp3. Sehingga atom
karbon memiliki kesempatan untuk membentuk empat ikatan dengan atom lainnya,
kestabilan struktur ini ditunjukan dengan sudut yang sama 109,50 dengan
bentuk tetrahedral.
Atom karbon yang berbeda dapat diidentifikasi
sehubungan dengan jumlah karbon tetangga:
1) atom
karbon primer: satu atom karbon tetangga
2) atom
karbon sekunder: dua atom karbon tetangga
3) tersier
atom karbon: tiga atom karbon tetangga
4) kuartener
atom karbon: empat atom karbon tetangga
Reaksi ikatan pembentukan karbon-karbon adalah reaksi
organik di mana ikatan karbon-karbon baru terbentuk. Mereka penting dalam
produksi bahan kimia buatan manusia seperti obat-obatan dan plastik.
Pembentukan Ikatan C-C
1 . Melalui reaksi radikal bebas
Tidak terkendali, dapat melakukan reaksi berantai (tidak digunakan dalam sintesis).
2 . Melalui reaksi antara C+ dengan
C-
Lebih terkendali (digunakan dalam sintesis).
Elektrofil (E+) – Nukleofil (Nu:-)
1. Substitusi Elektrofil
Secara khas, reagen yang bereaksi dengan cincin
aromatik benzena dan turunannya adalah elektrofil. Elektrofil adalah molekul
yang miskin elektron sehingga sangat menyukai elektron. Reaksi
substitusi elektrofil hanya terjadi pada Aren (ArH). Ar mewakili gugus
aril (aromatik). Gugus elektrofilik dari reagen akan menggantikan salah satu
atom hidrogen dari cincin aril:
Benzena
memiliki rumus molekul C6H6, dari rumus molekul tersebut benzena termasuk
golongan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Namun ternyata benzena mempunyai
sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Beberapa
perbedaan sifat benzena dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh adalah
diantaranya bahwa benzena tidak mengalami
reaksi adisi melainkan
mengalami reaksi substitusi. Pada umumnya reaksi yang terjadi terhadap molekul
benzena adalah reaksi substitusi elektrofilik, hal ini disebabkan karena
benzena merupakan molekul yang kaya electron.
Ada
4 macam reaksi substitusi elektrofilik terhadap senyawa aromatik,yaitu :
2. Substitusi Nukleofil (SN)
Pada alkil halida (R-X) yang merupakan molekul polar dengan atom karbon
yang miskin elektron (elektrofil), dapat terjadi reaksi dengan nukleofil yang
kaya elektron (seperti basa (ion OH-)) melalui reaksi substitusi
halida oleh nukleofil (SN) ataupun eliminasi (E) menghasilkan alkena. Pada reaksi substitusi nukleofilik atom/ gugus yang
diganti mempunyai elektronegativitas lebih besar dari atom C, dan atom/gugus
pengganti adalah suatu nukleofil, baik nukleofil netral atau nukleofil yang
bermuatan negatif.
Reaksi SN1 adalah reaksi substitusi
nukleofilik unimolekul, yang terjadi melalui pembentukan tahapan intermediet
berupa karbokation. Terjadi pada karbon tersier (3o) yang memiliki
halangan sterik. Contohnya pada reaksi 2-bromo-2-methylpropane dengan H2O
yang melewati 3 tahapan :
Substitusi Nukleofilik 1 (SN1)
Tahap 1 :
Disosiasi spontan alkil bromida terjadi secara lambat untuk
menghasilkan intermediet karbokation dan ion bromida.
Tahap 2 :
Intermediet karbokation bereaksi dengan H2O (nukleofil) secara
cepatuntuk menghasilkan alkohol terprotonasi sebagai produk.
Tahap 3 :
Alkohol terprotonasi (pada intermediet) kehilangan protonnya sehingga
memberikan produk akhir alkohol netral.
Substitusi Nukleofilik 2 (SN2)
Reaksi SN2 adalah reaksi substitusi
nukleofilik bimolekul serentak yang melibatkan karbon
elektrofilik, leaving groups (gugus tinggal) dan nukleofil
(gugus bermuatan negatif). Elektron dari nukleofil akan berinteraksi dengan
atom karbon (C), dan pada saat yang bersamaan leaving groups akan
mengambil elektron ikatan antara karbon dan leaving groups tersebut
sehingga ikatannya terlepas dan akhirnya karbon berikatan dengan nukleofil
tersebut. Contohnya pada reaksi berikut :
PhCH2 adalah karbon elektrofilik. -OSO2CF3 merupakan leaving
groups. Dan -CN-bertindak sebagai nukleofil.
Reaksi SN2 hanya terjadi pada karbon
hibridisasi sp3 (berikatan tunggal). Reaktivitas relatif karbon
pada reaksi SN2 adalah CH3 > 1o >
2o karena adanya pengaruh ruang (sterik).
Pertanyaan:
1. Mengapa
ikatan C-C memiliki energy lebih besar dibandingkan dengan ikatan C=C atau
ikatan C≡C?
2. pada alkena
terjadi adisi sedangkan benzena terjadi substitusi atom H oleh elektrofil,
mengapa bisa berbeda? Jelaskan!
1. Karena ikatan tunggal terbentuk melalui ikatan sigma, sedangkan pada ikatan ganda dua dan tiga terbentuk melalui ikatan phi yang energinya lebih rendah.
BalasHapus2. Adisi sulit terjadi pada benzen karena ikatan rangkapnya selalu mengalami delokalisasi.
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudari,
BalasHapus1. ikatan C-C memilki energy lebih besar dikarenakan pada ikatan C-C bertumpang tindih pada ikatan sigma, sedangkan ikatan C=C dan C rangkap tiga bertumpang tindih pada iktan phi,dimana kita ketahui ikatan sigma memiliki ikatan yang lebih kuat daripada ikatan phi
2. hal ini dikarenakan pada alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantainya yang terbuka, sedangkan pada benzen terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasi) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya substitusi pada atom H
saya akan menjawab pertanyaan ke dua benzena tidak mengalami adisi karena adanya resonansi yang menyebabkan elektron pada senyawa benzena selalu berpindah-pindah.
BalasHapusIkatan rangkap merupakan kumpulan elektron. Jika suatu pereaksi, seperti bromin atau asam halida direaksikan dengan benzena, kumpulan elektron pada ikatan rangkap benzena akan terdelokalisasi ke ikatan tunggal sehingga ikatan tunggal tersebut berubah menjadi ikatan rangkap. Hal ini berlangsung terus-menerus sehingga menyulitkan terjadinya reaksi adisi. Sedangkan pada alkena mudah dilakukan pemutusan
terimakasih atas materinya, menurut saya
BalasHapus1. karena pada ikatan C-C bertumpang tindih pada ikatan sigma,sedangkan pada ikatan C=C dan C rangkap 3 bertumpang tindih pada ikatan phi, sebagaimana telah diketahui bahwa ikatan sigma memiliki ikatan yang lebih kuat dibandingkan ikatan phi
2. karena pada alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantainya yang terbuka, sedangkan pada benzena terjadi resonansi pada ikatan rangkap sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan benzena ini lebih mudah mengalami reaksi substitusi pada atom H
saya akan mencoba menjawab pertanyaan n0.1.
BalasHapusikatan C-C memilki energy lebih besar dikarenakan pada ikatan C-C bertumpang tindih pada ikatan sigma, sedangkan ikatan C=C dan C rangkap tiga bertumpang tindih pada iktan phi,dimana kita ketahui ikatan sigma memiliki ikatan yang lebih kuat daripada ikatan phi. sehingga ikatan C-C memiliki energy lebih besar dibandingkan dengan ikatan C=C atau ikatan C≡C.
terimakasih
Baikla saya akan menanggapi permasalah yg ada, untuk no 1. Karena pada ikatan C-C bertumpang tindih pada ikatan sigma, sedangkan pada ikatan C=C dan C rangkap tiga bertumpang tindih pada ikatan phi, dimana kita ketahui ikatan sigma memiliki ikatan yang lebih kuat daripada ikatan phi
BalasHapusno.2 karena pada alkena mudah dilakukan pemutusan ikatan rangkap dikarenakan rantainya yang terbuka , sedangkan pada benzen terjadi resonansi pada ikatan rangkap (terkonjugasi) sehingga sulit memutuskannya yang menyebabkan lebih mudah terjadinya subtitusi pada atom H
1. Basa lemah dikatakan gugus pergi yang baik karena reaktifitasnya rendah dan menyebabkan mudah digantikan oleh gugus lain. sedangkan basa kuat dikatakan gugus pergi yang buruk karena memiliki tingkat kereaktifan yang tinggi dan menyebabkan sulit untuk terlepas sehingga dikatakan gugus pergi yang buruk. Karena semakin lemah kebasaan suatu gugus, maka kemampuan untuk pergi lebih baik.
BalasHapus2. Gugus tetangga dapat menggunakan pasangan elektronnya untuk berinteraksi dengan sisi belakang atom karbon yang menjalani substitusi, sehingga mencegah serangan dari nukleofilik, sehingga nukleofilik hanya dapat bereaksi dengan atom karbon dari sisi depan dan produknya mengikuti konfigurasi awal.
3. Konfigurasi produk sama dengan substrat, mempengaruhi kecepatan reaksi.